Member Login

HADI SANTOSO
Biografi
Syekh Hadi Santoso, Qs. Bin Abdur Rohman dilahirkan pada tanggal 8 November 1972 di Desa Randu Jalak, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Beliau merupakan putra ketiga dari empat bersaudara dalam keluarga yang dikenal sederhana namun menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Sejak kecil, beliau tumbuh dalam lingkungan masyarakat pedesaan yang kental dengan tradisi keislaman, sehingga memberikan dasar spiritual yang kuat dalam perjalanan hidupnya.
Pada tahun 1999, ketika usianya menginjak 27 tahun, beliau mulai mengenal dan menekuni Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah. Dengan penuh semangat dan kesungguhan, beliau berguru kepada Syekh Moh. Syafi’i, Qs., seorang mursyid yang berpengaruh dalam membimbing murid-muridnya menuju jalan Allah SWT. Dalam kurun waktu satu tahun, tepatnya pada tahun 2000, beliau berhasil menyelesaikan 17 mata pelajaran dalam thariqah tersebut, sebuah pencapaian yang menunjukkan keseriusan dan kedalaman spiritualnya.
Perjalanan ruhani beliau semakin matang ketika pada tahun 2002, beliau memperoleh ijazah kemursyidan Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah dari Syekh Mulawi, Qs., dengan kedudukan sebagai silsilah ke-38 dalam sanad thariqah tersebut. Ijazah ini merupakan pengakuan bahwa beliau telah dianggap layak untuk mengajarkan dan membimbing para salik (pengikut thariqah) sesuai dengan ajaran dan tuntunan para masyayikh sebelumnya.
Tidak berhenti di situ, pada tanggal 2 Maret 2006, beliau kembali mendapatkan ijazah kemursyidan dari seorang mursyid besar, Abuya Syekh Musytari al-Baronty, Qs. Dalam sanad yang kedua ini, beliau tercatat sebagai urutan silsilah ke-37. Ijazah tersebut diperoleh setelah beliau menjalani suluk selama 10 hari 10 malam di kampung halamannya, Desa Randu Jalak, Kecamatan Besuk. Dengan demikian, Syekh Hadi Santoso, Qs. menerima dua ijazah kemursyidan dari dua guru besar, yaitu dari Syekh Mulawi, Qs. dan Abuya Syekh Musytari, Qs., yang semakin mengukuhkan kedudukannya sebagai seorang mursyid yang berhak membimbing murid dalam menempuh jalan thariqah.
Kedua ijazah ini memberikan amanah besar kepada beliau untuk tidak hanya mengamalkan ajaran Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah dalam kehidupan pribadinya, tetapi juga menyebarkan, mengajarkan, serta membimbing masyarakat luas agar dapat merasakan manfaat dari dzikir, wirid, dan amalan-amalan thariqah tersebut.
Kini, beliau menetap di Desa Pondok Kelor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Di tempat ini, beliau secara konsisten mengadakan majlis pengajian thariqah yang dilaksanakan secara rutin setiap malam Selasa setelah shalat Isya. Melalui kegiatan tersebut, banyak jamaah yang datang dari berbagai daerah untuk mengikuti bimbingan rohani, memperdalam pemahaman tasawuf, serta menapaki jalan menuju kedekatan dengan Allah SWT.
Dengan keteguhan hati, ketawadhuan, dan bimbingan spiritual yang beliau warisi dari para guru, Syekh Hadi Santoso, Qs. kini dikenal sebagai salah satu mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah yang berperan penting dalam melestarikan ajaran tasawuf di wilayah Probolinggo dan sekitarnya.